MERAPI


Sejarah, misteri, sampai keanehan di Merapi.

Seperti kita ketahui bahwa gunung merapi belakangan ini kembali aktif, sejak beberapa tahun silam, meletus nya gunung merapi tahun ini cukup besar dampak nya, banyak korban yang meregang nyawa, sekalipun itu juru kunci nya yaitu mbah marijan. Merapi memakan banyak korban dengan tidak pandang buluh, kebanyakan desa di lereng merapi telah tersapu oleh awan panas yang ia keluarkan. Dan sampai sekarang banyak pengungsi yang masih berada di pengungsian, karena menghindari bahaya merapi. Walaupun aktivitas merapi sekarang menurun, masyarakat harus tetap waspada, karena awan panas bisa muncul kapan saja.Berikut adalah sejarah merapi, misteri dan keanehan letupan merapi :

Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.

Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak sekitar 27 km dari puncaknya, dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m dan hanya 4 km jauhnya dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).


inilah misteri merapi :

Nama gunung Merapi sudah cukup populer di telinga masyarakat Indonesia. Sesuatu yang berkaitan keberadaan gunung Merapi kerap dikaitkan dengan hal-hal berbau misteri, di antaranya keberadaan makhluk-makhluk gaib penguasa dan penghuni gunung Merapi. Hal ini tidaklah berlebihan, karena hasil investigasi membuktikan bahwa masyarakat setempat yakin kalau penghuni dan penguasa gunung Merapi memang ada.

Mereka memanggilnya dengan sebutan Eyang Merapi. "Bapak lihat bukit kecil di atas itu? Itu namanya gunung Wutah, gapuranya atau pintu gerbangnya kraton Eyang Merapi". Sebaris kalimat dengan nada bangga itu meluncur begitu saja dari Bangat, seorang penduduk asli Kinahrejo Cangkrinagan Sleman, sesaat setelah kami menapaki sebuah ara tandus berbatu tanpa hiasan pepohonan sebatang pun.

Masyarakat setempat meyakini, kawasan wingit yang diapit oleh dua buah gundukan kecil itu memang dikenal sebagai pelatarannya keraton Eyang Merapi. Untuk naik ke sana, diingatkan agar uluk salam, atau sekadar minta permisi begitu di atasnya. "Kulo nuwun Eyang, kulo ingkang sowan, sumangga silakna rikma niro," imbuh istri Bangat, Suharjiyah, sembari menuntun kami untuk menirukan lafal tersebut.

Tenyu saja, imbauan sepasang suami istri yang tubuhnya kian keriput dimakan usia itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, sang penguasa kraton Merapi sangat tersinggung bila ada pendatang baru yang neko-neko (berbuat macam-macam), pethakilan (bertingkah tidak senonoh) tanpa memberi uluk salam (permisi). Hal-hal tersebut jika dilanggar akibatnya akan sangat fatal. "Mereka yang sama sekali tidak mengubris pakem kultur tersebut jelas akibatnya akan fatal, biasanya akan tersesat hingga kecebur jurang," tegas Bangat.

Satu hal yang perlu diingat, setiap pendatang baru di kawasan Kinahrejo niscaya bakal celaka bila sampai menyakiti hati penduduk setempat. "Nantinya bisa-bisa kuwalat jadinya," imbuh Bangat. Sekejam itukah? "Sebenarnya sih enggak. Cuma memang, Eyang Merapi itu nggak suka kalau kampung sini (Kinahrejo, Red) jadi sasaran perbuatan yang nggak terpuji. Masalahnya, warga sini sebetulnyakan masih termasuk rakyatnya kraton Eyang Merapi. Nggak percaya? Coba saja Bapak perhatikan dan tanyakan kepada warga sini, apa pernah wilayah ini terkena semburan lahar panas Merapi? Pasti jawab mereka tidak," terang Bangat.

Ditambahkan, beberapa warga setempat menggambarkan sosok penguasa kraton Merapi dengan makhluk yang menyeramkan, namun berhati mulia dan tidak bermaksud jahat, "Dia adalah pengayom masyarakat setempat," tandas Suharjiyah. Besarnya rasa percaya masyarakat setempat terhadap keberadaan Eyang Merapi membuat mereka yakin bahwa akan hal-hal yang mistis yang terjadi menimpa masyarakat. Misalnya, pintu gerbang kramat, penduduk yang tinggal di lereng gunung Merapi itu percaya bahwa pintu gerbang tersebut penangkal dari segala marabahaya.

Pintu gerbang yang berdiri selama 9 abad itu nyaris pernah tersentuh bencana gunung Merapi. Padahal secara teknis daerah tersebut termasuk daftar daerah bahaya. Hal itu juga tak lepas dari keberadaan dua buah bukit (Wutah dan Kendit) yang berfungsi sebagai benteng desa-desa sekitar Kinahrejo. "Bukit Kendit maupun bukit Wutah itu kan masih masuk dalam wilayah kekuasan Eyang Merapi. Itukan pasebannya (tempat untuk menghadap raja) kraton Eyang Merapi. Jadi nggak mungkin Eyang akan tega membinasakan orang yang memang sudah lama mendiami tempat sekitar itu," Bangat menjelaskan lebih jauh.

Memang, dibandingkan penduduk desa lainnya, nasib penghuni desa Kinahrejo dan sekitarnya termasuk yang beruntung. Selain merupakan desa yang nyaris selalu luput dari ancaman bahaya lahar panas Merapi, desa yang konon termasuk desa kesayangan Eyang Merapi itu juga menjadi sebuah reresentasi dari sebuah suasana kehidupan yang serba nyaman dan tentram.

Tak aneh kalau dikemudian hari kerap muncul sindirin dikalangan penduduk setempat kepada warga diwilayah barat daya gunung Merapi yang kerap jadi langganan bencana lahar. "Kalau ingin hidup tenang tentram, pindahlah kemari. Eyang Merapi kan selalu melindungi kami," ujar Wardiyah, salah seorang warga yang mengaku penduduk asli desa Kinahrejo.

Ucapan Wardiyah tersebut memang ada benarnya. Penduduk desa Kinahrejo seolah telah mendapat garansi dari Eyang Merapi. Pendek kata, selagi mereka patuh terhadap segala peraturan yang ada misalnya selalu mempersembahkan bulu bekti berupa persembahan sesajian serta selalu melakukan ritual labuhan setiap tahunnya, mereka yakin dan optimis bahwa mereka akan senantiasa terhindar dari ancaman letusan Merapi.

Sumber : pos metro Balikpapan


dan inilah penjelasan letupan aneh yang sempat di keluarkan merapi saya repost dari viva news.

VIVAnews - Letusan Gunung Merapi tahun ini sangat berbeda dengan letusan yang terjadi pada 2006, 2001, dan 1997. Ada yang tidak biasa pada letusan kali ini.

"Memang, Merapi tahun ini aneh," Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Kementerian ESDM, Surono, kepada VIVAnews.com, Senin 1 November 2010.

Keanehan itu terlihat pada saat letusan besar kedua yang terjadi pada Sabtu dini hari 30 Oktober 2010. Merapi mengeluarkan suara. Suara dentuman yang keras yang membuat semua orang panik. Termasuk tentara, polisi, petugas evakuasi, apalagi pengungsi. Semua panik. "Dalam sejarahnya, Merapi memang tidak pernah mengeluarkan suara dentuman," ujar Surono.

Apa penyebabnya? Menurut Surono, itu adalah proses eksplosif biasa. Dan suara keras itu diduga berasal dari kandungan gas yang terkandung dalam magma di perut Merapi. Surono mengakui, karakter Merapi itu bukan seperti gunung berapi lainnya yang mengeluarkan suara seperti petasan saat meletus.

Apakah ini karena energi yang sangat besar terkandung di dalam Merapi? "Saya sudah prediksi sejak awal, energi Merapi kali ini memang lebih besar dari 1997, 2001, dan 2006. Apakah ini salah satu bentuknya? Saya belum bisa pastikan," Surono menjelaskan.

Bencana Merapi yang terjadi pada Selasa 26 Oktober 2010 petang, sekitar pukul 18.02 WIB, menewaskan 34 orang termasuk Redaktur Senior
VIVAnews.com, Yuniawan Wahyu Nugroho. Saat ini, jumlah pengungsi letusan gunung Merapi sekitar 29 ribu orang yang terbagi di 28 titik tempat penampungan akhir (TPA).

Maka itu, Surono kembali mengingatkan pemerintah daerah setempat untuk bersikap tegas kepada warga pengungsi. Area 10 kilometer dari puncak Merapi harus steril.

"Jangan sampai ada warga yang naik lagi ke atas untuk mencari makan buat ternaknya. Kondisi Merapi ini bukan lari jarak pendek. Kami ingin mencapai finish yang baik," kata Surono memberi analogi. (umi)


sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapi

http://www.indospiritual.com/artikel_kekuatan-mistis-gunung-merapi.html

http://nasional.vivanews.com/news/read/186048-keanehan-terjadi-di-letusan-merapi

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 it's me.... All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy